Minggu, 03 Oktober 2010

MENGINTIP ASRAMA FRANSISKUS XAVERIUS


 

Sebelum mengenal    kehidupan   dalam asrama FX, baik bila  kita sejenak mengenal  lingkungan sekitar  yang merupakan latar belakang  adanya  asrama ini, visi  misi, spiritualitas , maksud dan tujuan  serta  strategi  pengurusan dan pendampingan asrama, yang  telah  digariskan sejak tahun 1998.

                                                

Latar Belakang  Geografis

Secara  geografis,  Pulau  Karimun terletak di antara pulau-pulau besar dan kecil antara lain  P.Rangsang, P.Kundur, P.Moro, P.Sambu,P.Batam,P.Bintan, P.Rempang, dll. Pada  waktu itu,  P. Karimun adalah suatu kecamatan dengan Tanjung  Balai sebagai ibukota. Kecamatan Karimun terdiri dari 4 kelurahan : Tanjung Balai, Pankah, Meral dan Tebing. Sei Bati, adalah salah satu lokasi  di kelurahan Tebing, tempat  di mana para suster  KKS memulai karya pelayanan pendidikan  TK,SD dan SMP. Kini  dalam otonomi daerah, Karimun sudah menjadi kabupaten dan kelurahan Tebing menjadi kecamatan.

Sejak awal  dengan situasi  geografis yang demikian, dan melihat bahwa murid sekolah TK, SD, SMP Imanuel berasal dari lingkungan yang jaraknya  cukup jauh dari sekolah,  ada kemungkinan  dalam perkembangan selanjutnya ada murid yang berasal dari  luar  pulau Karimun. Apa  yang dipikirkan  belasan tahun lalu, sungguh menjadi  kenyataan pada  masa kini, yakni adanya anak-anak dari Pulau lain yang  berminat sekolah  di Imanuel.

 

Latar Belakang Sosial Ekonomi

Pada umumnya masyarakat  kepulauan Riau bermata pencaharian sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, petani, nelayan dan buruh harian. Kebanyakan orang tua murid  TK,SD,SMP Imanuel bermata pencaharian sebagai petani sayur, nelayan kecil, sopir, penjaga malam dan buruh harian yang penghasilannya  tidak tetap.

Penduduk yang  tinggal di Kep.Riau terdiri dari suku asli Melayu Riau dan para perantau Tionghoa yang berasal dari Tiongkok, Singapura dan Malaysia yang lama menetap dan para perantau dari NTT, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.Taraf hidup masyarakat berada  pada level menengah ke bawah ( sederhana, miskin dan pengangguran).

Interaksi masyarakat yang luas membawa dampak positif dan negatif.Dampak positif antara lain pandangan masyarakat semakin luas, tidak fanatic dan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang rukun, damai dan kerja sama. Dampak negative antara lain kemerosotan moral terutama di bidang seksualitas dan perjudian serta mempengaruhi masyarakat ke  arah materialism, hedonism dan kriminalitas.Dalam situasi social  masyarakat  yang emjemuk, muncul kesulitan dalam segi pengembangan iman antara lain adanya kumpul kebo, kawin campur dan beda gereja dan meninggalkan  kebiasaan hidup kristiani.

Melihat kenyataan di  atas, hati para suster KKS   tergerak untuk membuka asrama Imanuel yang mendukung keberadaan sekolah TK, SD,SMP Imanuel serta mendukung karya pelayanan dalam bidang pendidikan.

Visi

Asrama  sebagai komunitas persaudaraan kristiani, membangun budaya aksih yang bersumber pada teladan hidup Keluarga Kudus Nasaret yang di dalamnya tercipta suasana persaudaraan kristiani yang tercermin dalam :

1.      Pola hubungan personal antar anggota asrama.

2.      Pola pembinaan dan pendidikan iman, kepribadian dan sosialitas, jasmani dan intelektual, ketrampilan dan estetika yang dikembangkan secara integral.

3.      Pola kepedulian dan keterlibatan terhadap lingkungan hidup, kehidupan menggereja dan bermasyarakat.

 

Pola hubungan personal antar  anggota  asrama

Pola  hubungan personalantar  anggota asrama dan pendamping tidak berdasarkan  hubungan keluarga  dan kekerabatan tetapi didasarkan pada tujuan yang sama untuk pengembangan manusia seutuhnya  yang dijiwai  semangat kristiani. Hubungan  personal antar anggota  asrama  diharapkan sampai terciptanya  suasana persaudaraan kristiani yang saling  terbuka , melayani, memperhatikan, mengampuni menerima, bekerja sama  dan  bertanggungjawab. Pendamping  asrama diharapkan hadir  sebagai pandamping dan pembimbing yang siap sedia melayani penuh kasih dan dedikasi.

 

Pola  Pembinaan dan Pendidikan Iman  dan kepribadian

Konsekuensi  dari pola hubungan antar anggota asrama sebagai komunitas persaudaraan kristiani adalah pola pembinaan dan pendidikan iman, kepribadian dan sosialitas,  jasmani dan intelektual, kepribadian, ketrampilan,seni, intelektual menuju  kedewasaan  pribadi. Kehadiran pendamping  asrama  sebagai  fasilitator yang  memungkinkan  anggota asrama  berkembang  menuju kedewasaan pribadi.

 

Pola kepedulian dan keterlibatan  terhadap lingkungan hidup, kehidupan menggereja dan  bermasyarakat

Kehadiran asrama merupakan bagian dari lingkungan, masyarakat  dan  gereja. Para anggota  asrama diharapkan memiliki kepedulian untuk bersedia melibatkan diri  dan berkorban. Pendamping  asrama diharapkan   peka menanggapi situasi yang  terjadi di lingkungan gereja  dan masyarakat dan mampu menggerakkan anggota asrama untuk  melibatkan diri.

 

Misi

Memberdayakan manusia  menuju  kedewasaan manusiawi, Kristiani dan missioner.

Spiritualitas

Tinggal dalam kehadiran Tuhan ( Lukas 2 : 40 – 52 )

Maksud  dan Tujuan

Maksud : meningkatkan kualitas hidup generasi muda yang tangguh dan siap sedia  membangun  bangsa serta melanjutkan tugas  perutusan Gereja yang menyelematkan.

Tujuan :

Membantu orangtua dalam usaha mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan  bermutu bagi anak-anaknya.

Membantu orang tua mendidik putra-putrinya secara utuh baik keperibadian, iman maupun intelektual.

Menumbuhkan nilai-nilai iman kristiani dalam diri generasi muda supaya berkembang dan terlibat dalam karya missioner.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar